Selasa, 21 Januari 2014

MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI PERILAKU KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN

MENGAPA PRODUSEN PERLU MENGAMATI
PERILAKU KONSUMEN




                                                                                                  

DISUSUN OLEH:
NAMA: MILLAH AULIA
KELAS: 3EA04
NPM: 19211528

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
konsumen merupakan aset utama yang paling berharga bagi setiap produsen. Maka apabila sebagai produsen bisa memberikan yang terbaik kepada konsumennya, tentunya konsumen juga akan memberikan yang terbaik bagi produsen terutama dalam hal pemasaran produknya seperti halnya merekomendasikan suatu produk kepada rekan-rekan kerjanya. Dengan memahami perilaku konsumen, para produsen bisa menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen dan tentunya bisa mendapatkan keuntungan yang lebih apabila mencapai atau bahkan melebihi target penjualan. Namun pada kenyataannya para produsen terkadang kurang berorientasi pada konsumen bahkan cenderung tidak memperhatikan kepuasan konsumen sebagai tujuan utama pemasaran produknya. Hal ini disebabkan karena produsen ketika memasarkan suatu produk mereka hanya fokus agar produk yang mereka tawarkan terjual dengan cepat.
Pada dasarnya perilaku konsumen merupakan tindakan atau perilaku, termasuk di dalamnya aspek-aspek yang mempengaruhi tindakan itu, yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan produk (barang dan jasa) guna memenuhi kebutuhannya.
Perilaku konsumen telah menyebabkan konsumen yang mengendalikan produk yang akan beredar di pasaran. Sehingga produsen perlu memperhatikan perilaku konsumen agar produsen dapat menstrategikan produk apa yang akan mereka pasarkan.
Produse harus mampu memperhatikan perubahan pola perilaku konsumen. Tindakan ini penting karena terdapat perbedaan yang signifikan antara konsumsi produk masyarakat kelas menengah keatas dan masyarakat kelas menengah kebawah. Masyarakat kelas menengah keatas biasanya lebih mengutamakan kenyamanan dari produk yang diberikan. Sedangkan masyarakat menengah kebawah lebih cenderung menyukai barang-barang murah degan harga terjangkau.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian dari perilaku kosumen menurut para ahli
2.      Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
3.      Hubungan antara perilaku konsumen dan keputusan pembelian
4.      Manfaat yang diperoleh dalam memperhatikan perilaku konsumen

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui manfaat dari pengertiana perilau konsumen menurut para ahli
2.      Untuk mengetahui faktor yang mempengerahui perilaku konsumen
3.      Untuk mengetahui hubungan atara perilku konsumen dan keputusan pembelian

1.4 MANFAAT
1. Hasil dari penulisan paper ini dapat dijadikan acuan bagi para produsen
2. Hasil penulisan paper ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

2.1 PERILAKU KONSUMMEN MENURUT PARA AHLI
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.[1] Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan denganmudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
 Perilaku konsumen menurut para ahli:
Menurut John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.
Menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk.(Rangkuti,2002:91)
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalahtindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
 Schiffman dan Kanuk
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh sesorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk dan jasa, maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya.
 Engel, Blackwell dan Miniard
Perilaku konsumen ialah tindakan-tindakan produk jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.
The American Marketing Association
Perilaku konsumen membagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya.

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
1. Faktor Sosial
a.       Grup
Sikap dan aperilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak gru-grup kevi. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership grup. Membership grup terdiri dari dua, meliputi primary group (keluarga,teman,tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagaaan, perkumpula profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003,pp.203-204).
b.      Pengaruh Keluarga
Keuarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anakanak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restora fast food (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 204).
c.       Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuahrole terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merekfleksikan penhargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, amstrong, 2006, p. 135).
2. Faktor Personal
a.       Situasi Ekonomi
Keadaana ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilian produk, contohya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan kepuusan pembelian pada suatu produk tertentu (kotler, Amstrong 2006, p. 137).
b.      Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan , dan opini ornag tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkinsaja mempunyai gaya hidup yang berbea (Kotler, Amstrong, 2006, p. 138).
c.       Kepribadian dan Konsep Diri
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus tehadap lingkungan orang itu sendiri, contohya orag yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agreif (Kotler, Amstrong, 2006, p. 140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri ersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p, 212).
d.      Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang meruah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk leh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yag besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketig dan oang-orang yang membeli prduk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 205-206).
e.       Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ketempat kerja. Bisnis eksekutif, membei makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restora cepat saji terdekat (Kotler, Bowen, Makens 2003, p. 207).

3. Faktor Psikologi
a.       Motivasi
Kebuthan yag mendesak untuk mengarahkan seseorang untu mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan ole suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebuuhan manusia diatur menurut sebuah hirarki, dari yang paling mendesak smapai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 214).

b.      Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorag memilih, mengorganisasi dan menerjemahka informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 215).
c.       Pembelajaran
Pembelajara adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berunbah sebagai hasil dan informasi tebaru yang diterima (mungkin ddapatkan dari embaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaan pribadi bertindak sebagai perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffnan, Kanuk, 2004, p. 207).
d.      Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrog, 2006, p. 144). Sedangan attitude adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebua oyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p. 145).
4.      Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p. 129). Penentu paling dasar dari keingiam dan perilaku seseorang, culture, mengkomprmika nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 201-202).
a.       Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p. 130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkal erbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p. 202).
b.      Kelas Sosial
Pengelompka individu berdarsarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelopok sosial tidak hanya ditentukan oleh stu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstron, 2006, p. 132).

2.3 HUBUNGAN ANATARA PERILAKU KONSUMEN DAN KEPUTUSAN       PEMBELIAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.[1]
2.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.     Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Mengamati perilaku konsumen sangatlah penting bagi produsen, karena dengan mengamati perilaku konsumen produsen dapat mengetahui keinginan barang dan jasa yang diinginkan oleh kosumen pada saat ini. Saat kita memahami perilaku konsumen, kita bisa melihat perbedaan-perbedaan produk yang ditawarkan berbagai produsen dengan jenis benda yang sama, misalkan produsen A memberikan warna yang berbeda dari produsen lain, sedangkan produsen B memberikan motif yang membedakan dengan produsen lain, begitu juga dengan Produsen C dan seterusnya yang akan memberikan sesuatu nilai lebih agar konsumen merasa puas dengan berbagai macam keuunggulan yang ditawarkan oleh para produsen tersebut. Konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Perlu dikatehui bahwa, sebuah perusahaan perlu memperhatikan dimana posisi yang akan ditempati pada saat melakukan persaingan agar tidak menjadi perusahaan yang asal ikut bersaing namun tidak memliki kompetensi yang cukup dengan perusahaan yang lain. Produsen memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu mengamati prilaku produsen.










Daftar Pustaka


http://bamaandrew.wordpress.com/2013/10/18/perilaku-konsumen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar